Mengenai Tahajud merupakan salat sunnah terbaik sesudah salat fardu lima waktu, bersandar pada hadits riwayat dari Abu Hurairah. Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya:
أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ فِي خَوْفِ اللَّيْلِ قِيْلَ فَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ؟ قَالَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Artinya: “Salat apakah yang paling utama setelah salat wajib?” Beliau bersabda, “Salat tengah malam (lail).” Ditanya lagi, “Puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadan?” Beliau menjawab, “Puasa yang pada bulan Allah menyucikannya (Muharram).” (Hadits Shahih)
Selain itu, utamanya Tahajud dari salat sunnah lainnya yakni lantaran diperintah langsung oleh Allah SWT lewat kalam-Nya dalam Surat Al-Isra ayat 79. Dia berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا – ٧٩
Artinya: “Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Melalui kedua dalil di atas dapat diketahui bahwasanya salat Tahajud dikerjakan pada malam hari. Namun kapan waktu terbaik pelaksanaan Tahajud?
Waktu Utama Tahajud adalah Waktu Mustajab Doa
Mengutip buku Shalat Sunnah Hikmah & Tuntunan oleh Nasrul Umam S, dkk, sholat Tahajud didirikan pada malam hari yang dimulai setelah menunaikan salat Isya hingga terbitnya fajar.
Adapun waktu paling utama menunaikan Tahajud, yaitu pada sepertiga malam terakhir, kisaran pukul 01.00 sampai menjelang Subuh tiba. Sebagaimana Abu Muslim pernah bertanya kepada Abu Dzar,
“Di waktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan salat malam?” Abu Dzar menjawab, “Aku telah bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini. Beliau bersabda, ‘Perut malam yang masih tinggal adalah sepertiga yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)
Pada sepertiga malam akhir ini, ternyata Nabi SAW pernah katakan sebagai waktu diijabahnya permohonan. Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir 1 menegaskan waktu tersebut merupakan waktu mustajab, dengan berdasarkan hadits mutawatir. Di mana Rasul SAW menuturkan:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرِ، يَقُولُ : مَنْ يَدْعُوْنِي فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلْنِي فَأَعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرْ لَهُ
Artinya: “Rabb kita Tabaraka wa Ta’aala turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman, Siapa berdoa pada-Ku niscaya Aku mengabulkannya, siapa meminta kepada-Ku niscaya Aku memberinya, dan siapa mohon ampunan pada-Ku niscaya Aku mengampuninya.” (HR Bukhari [1145, 6321, 7494], & Muslim [758])
Syaikh Abdurrazaq menerangkan bahwa hadits di atas menunjukkan keistimewaan waktu sepertiga malam akhir yang berkah, dan menjadi seutama-utamanya waktu berdoa, istighfar dan menghadap Allah SWT dengan mengajukan permohonan, sebagaimana doa pada waktu itu akan dikabulkan.
Doa setelah Salat Tahajud
Bacaan doa yang bisa kaum muslim panjatkan kala sepertiga malam akhir tepatnya setelah salat Tahajud, yaitu seperti yang Rasulullah SAW ajarkan. Berikut lafalnya yang dilansir dari buku Shalat Sunnah Hikmah & Tuntunan:
اللَّهُمَّ لكَ الحَمْدُ أنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ والأرْضِ ومَن فِيهِنَّ، ولَكَ الحَمْدُ لكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ والأرْضِ ومَن فِيهِنَّ، ولَكَ الحَمْدُ أنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ والأرْضِ ومَن فِيهِنَّ، ولَكَ الحَمْدُ أنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ والأرْضِ، ولَكَ الحَمْدُ أنْتَ الحَقُّ ووَعْدُكَ الحَقُّ، ولِقَاؤُكَ حَقٌّ، وقَوْلُكَ حَقٌّ، والجَنَّةُ حَقٌّ، والنَّارُ حَقٌّ، والنَّبِيُّونَ حَقٌّ، ومُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ حَقٌّ، والسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لكَ أسْلَمْتُ، وبِكَ آمَنْتُ، وعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وإلَيْكَ أنَبْتُ، وبِكَ خَاصَمْتُ، وإلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لي ما قَدَّمْتُ وما أخَّرْتُ، وما أسْرَرْتُ وما أعْلَنْتُ، أنْتَ المُقَدِّمُ، وأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لا إلَهَ إلَّا أنْتَ
Latin: Allahumma lakal hamdu anta qoyyumussamawati wal ardhi wa man fihinna, wa lakal hamdu anta malikussamawati waman fihinna wa lakal hamdu anta nurussamawati wal ardhi waman fihinna wa lakal hamdhu anta haqqu wawa’dhukal haqqu waliqaa ‘ukal haqqun wa qoulukal haqqun wal jannatun haqqun wannaaru haqqun wan nabiiyuna haqqun wa muhammadun sallalahu alaihi wasallama haqqun, was saa’atu haqqun. allahumma laka aslamtu, wa bika amantu, wa ilaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu wabika khasamtu wa ilaika hakamtu fagfirli maa qoddamtu wamaa akkhortu, wamaa assrortu, wamaa a’lantu wamaa anta a’lamu bihi minni antal muqoddimu wa antal walahaula wala kuata illa billah. muakkhiru lailahailla anta
Artinya: “Ya Allah segala puji bagi-Mu. Engkaulah pengatur langit, bumi, dan seisinya. Segala puji bagi-Mu. Kepunyaan-Mu lah kerajaan langit dan bumi dan seisinya. Segala puji bagi-Mu. Engkaulah cahaya langit dan bumi dan seisinya. Segala puji bagi-Mu. Kepunyaan-Mu lah kekuasaan langit dan bumi dan seisinya. Segala puji bagi-Mu. Engkau Maha Haq, janji-Mu haq, pertemuan dengan-Mu haq, firman-Mu haq, surga itu haq, neraka itu haq, nabi-nabi itu haq, Muhammad SAW itu haq, dan kiamat itu haq. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, dengan-Mu aku beriman, terhadap-Mu aku bertawakal, ke pangkuan-Mu aku kembali, karena-Mu (memberi hujjah dan penjelasan) aku berdebat, dan kepada-Mu lah aku ber hakim. Ampunilah dosaku yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan, yang aku lakukan dengan diam-diam maupun yang aku lakukan secara terang-terangan. Engkaulah Yang Maha Dahulu, dan Engkaulah Yang Maha Akhir. Tidak ada Tuhan kecuali Engkau atau tidak ada Tuhan selain Allah “.
Itulah doa setelah salat Tahajud yang bisa dibaca pada sepertiga malam terakhir yang mana merupakan waktu mustajab doa. Semoga bisa diamalkan!
Simak Video “Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali“
[Gambas:Video 20detik]
(aeb/lus)