Cendekiawan muslim banyak menerjemahkan karya-karya filsuf Yunani dan Romawi untuk memajukan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pengobatan, sains, dan matematika, seperti dijelaskan Irwanto dalam buku Sejarah Psikologi: Perkembangan Perspektif Teoretis.
Salah satu tokoh cendekiawan yang berjasa dalam menerjemahkan karya-karya Aristoteles dan meleburkannya dengan ajaran Islam adalah Ibnu Sina atau dalam dunia Barat dikenal dengan Avicenna.
Merujuk dari buku Filsafat Pendidikan Islam Kajian Tokoh-tokoh Pemikiran Islam karya Suprapno, berikut penjelasan mengenai Ibnu Sina dan sejumlah tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu filsafat lainnya.
1. Al Kindi
Al Kindi memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya’kub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Ismail Al-Ash’ats ibn Qais Al-Kindi, lahir di Kufah (Irak) pada tahun 801 M tepatnya pada masa Daulah Abbasiyah.
Nama Al- Kindi sendiri dinisbahkan kepada marga atau suku leluhurnya, salah satu suku besar zaman pra-Islam. Al-Kindi melewati masa kecilnya di Kufah dengan menghafal Al-Qur’an, mempelajari tata bahasa Arab, kesusastraan Arab dan ilmu hitung.
Selanjutnya Al-Kindi mendalami pelajaran fikih dan kajian keilmuan baru yang disebut kalam. Akan tetapi, kecenderungan Al-Kindi lebih mengarah pada ilmu pengetahuan dan filsafat. Al-Kindi mencurahkan perhatiannya untuk menerjemahkan dan mengkaji filsafat serta pemikiran rasional lainnya yang marak saat itu.
Para sejarawan memberi julukan kepada Al-Kindi sebagai “Filosof Arab” disebabkan dia adalah satu-satunya filosof muslim keturunan Arab asli.
Al-Kindi telah menulis banyak karya yang meliputi berbagai macam bidang ilmu. Ibnu Nadhim mengatakan bahwa Al-Kindi telah merilis 260 judul karya, seperti filsafat, logika, dan kosmologi. Akan tetapi, sedikit saja jumlah karya Al- Kindi yang sampai ke tangan orang-orang setelahnya. Sebagian riwayat mengklaim bahwa karya-karya Al-Kindi hilang semasa kepemimpinan Khalifah Al-Mutawakkil.
Pemikiran Al-Kindi ditemukan dalam Risalah Fal-Hudat al-Asvya. Al-Kindi mengemukakan dalil yang lazim digunakan para teolog, yaitu dalil baharu alam, dalil keragaman dan kesatuan, dan dalil pengendalian alam dalam keteraturan.
2. Ibnu Sina
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Al-Husain ibnu ‘Abd Allah ibn Hasan ibnu Ali ibn Sina ia juga dikenal dengan sebutan Abu Ali al-Husayn Ibn Abdullah.
Ibnu Sina dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat sebagai seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia dilahirkan di Afsyana dekat Bukhara pada tahun 980 M (370 H) dan meninggal pada tahun 1037 M (428 H) dalam usia 58 tahun.
Ia merupakan salah satu cendekiawan Islam yang mahir dalam dunia filsafat, karya-karya Ibnu Sina di antaranya:
- Asy-Syifa, tentang kesehatan dan terdiri dari empat bagian yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan).
- An-Najat, ringkasan kitab Asy-Syifa.
- Al-Isyart wa Tanbihat merupakan buku filsafat terakhir dan yang paling baik.
- Al-Hikmat Al Masyriqiiyah, menurut Carlos Nallino buku ini berisi filsafat timur sebagai imbangan dari filsafat Barat.
- Al-Qanun Fii Thib, merupakan buku yang pernah diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan dijadikan buku standar di Universitas Eropa.
3. Imam Al-Ghazali
M. Ghofur al-Lathif dalam buku Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali: Kisah Hidup dan Pemikiran Sang Pembaru Islam menjelaskan mengenai biografi Imam al-Ghazali.
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i. Al- Ghazali lahir di Thus, Khurasan, Persia (sekarang Iran) pada 1058/ 450 H dan wafat juga di Thus, pada 1111/14 Jumadil Akhir 505 H dalam usia 52 tahun.
Beliau dikenal sebagai seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang di Barat dikenal dengan sebutan Algazel, khususnya pada abad Pertengahan (Von Dehsen, 1999:75).
Karya-karya filsafatnya yang terkenal di antaranya:
- Maqasid al-Falasifah (Tujuan Filsafat), sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafat.
- Tahafur al-Falasifah (Kerancuan Filsafat) buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd dalam buku Tahafut al-Tahafut.
4. Ibnu Bajjah
Abdul Syukur al-Azizi dalam buku Untold Islamic History mengatakan nama lengkap Ibnu Bajjah adalah Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin as-Sayigh at-Tujibi as- Sarakusti.
Ia adalah filsuf muslim terkemuka dari Andalusia yang lahir di Kota Zaragoza, Spanyol, pada tahun abad ke 5H/11M, tepatnya pada tahun 1082 M.
Hasil pemikirannya ini, dituangkan dalam Risalah al-Wada dan Tadbir al-Muttawwahid, kedua karya Ibnu Bajjah tersebut merupakan pembelaan terhadap pemikiran Al Farabi dan Ibnu Sina.
Ibnu Bajjah juga menulis sebuah kitab yang berjudul An-Nafs. Kitab ini menjelaskan tentang persoalan yang berkaitan dengan jiwa, pembahasan kitab ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Yunani la banyak membuat ulasan terhadap pemikiran dan karya Aristoteles dan Galen.
5. Ibnu Thufail
Ibnu Thufail atau Abu Bakar bin Abdul Malik bin Muhammad bin Thufail lahir di Guadix (Wadi Asy), Granada, Spanyol pada tahun 506 H/1110 M. Filsuf yang populer dengan sebutan Abubacer di dunia Barat ini memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu filsafat.
la dianggap sebagai filsuf kedua yang memiliki pengaruh besar di dunia Barat setelah Ibnu Bajjah. Karyanya yang berjudul Hayy Ibnu Yagzan (Kehidupan Anak Kesadaran), telah menorehkan tinta emas di atas lembaran sejarah sebagai salah satu karya paling berharga yang pernah ada di bidang filsafat.
Simak Video “5 Cendekiawan Muslim yang Sangat Berpengaruh di Dunia “
[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)