Tata Cara Tawaf serta Amalan-amalan Sunnahnya

T
Jakarta – Tawaf merupakan salah satu rukun ibadah haji dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Berikut tata cara tawaf serta amalan sunnahnya.

Ibnu Rusyd dalam Kitab Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid: Jilid 1 menjelaskan bahwa jumhur ulama sepakat, tata cara setiap tawaf dimulai dari Hajar Aswad.

Jika memungkinkan sebaiknya terlebih dahulu mencium atau menyentuhnya dengan tangannya. Posisi Ka’bah ada di sebelah kiri dan seseorang berjalan di sebelah kanannya. Lalu, jemaah memulai bertawaf dan berjalan 7 kali putaran dengan berjalan cepat pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada empat putaran berikutnya.

Syarat Tawaf

Ada sejumlah syarat sah tawaf yang harus diperhatikan para jemaah sebelum melaksanakan tawaf. Menukil Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama 2023, berikut di antaranya:

  • Suci dari hadas dan hajis; berwudhu atau bertayamum apabila khawatir menggunakan air.
  • Menutup aurat.
  • Berada di dalam Masjidil Haram, termasuk di area perluasan pada lantai 2, 3, atau 4 meskipun dengan posisi melebihi ketinggian Ka’bah dan terhalang antara dirinya dengan Ka’bah.
  • Memulai dari Hajar Aswad.
  • Ka’bah berada di sebelah kiri.
  • Di luar Ka’bah (tidak di dalam Hijr Ismail).
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.

Tata Cara Tawaf

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya al-Faifi dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq turut menjelaskan tata cara melakukan tawaf secara lebih rinci. Berikut langkah-langkahnya.

  • Orang yang hendak melakukan tawaf dapat memulainya dengan melakukan idhthiba’ (meletakkan bagian tengah kain ihram di bawah ketiak tangan kanan dan kedua ujungnya diletakkan di atas bahu yang kiri) lalu ia menghadap Hajar Aswad dan menciumnya, memegang, atau memberikan isyarat dengan menjadikan Ka’bah di posisi kirinya dan membaca bacaan tawaf yang pertama, seraya mengucapkan doa tawaf:

بِسْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، اَللَّهُمَّ إِيْمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Arab latin: Bismillaahi wallahu akbar, allaahumma iimaanan bika wa tash- diiqan bikitaabika wa wafaa-an bi’ahdika wat tibaa’an lisunnati nabi- yyika shal lallaahu ‘alaihi wasallam

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Maha Besar, ya Allah (tawaf ini) karena iman kepada-Mu, pembenaran kepada kitab-Mu, penunaian terhadap janji-janji-Mu dan mengikuti Nabi-Mu SAW.” (HR Al-Baihaqi)

  • Disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada putaran tiga pertama, dengan cara mempercepat langkah kaki dan mendekatkan diri ke arah Ka’bah. Kemudian berjalan biasa pada empat putaran yang tersisa. Jika tidak mungkin untuk lari-lari kecil atau tidak dapat mendekat ke Ka’bah maka bisa melakukan tawaf semampunya sesuai kemudahan yang ada.

Amalan Sunnah saat Tawaf

Wahbah az-Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 menjelaskan mengenai tiga amalan sunnah yang dapat dilakukan saat melakukan tawaf. Berikut di antaranya.

1. Mengusap Hajar Aswad dengan tangan kanan atau dengan kedua telapak tangan pada permulaan tawaf serta pada setiap awal putaran. Menciumnya tanpa bersuara, serta menempelkan kening. Menurut mazhab Syafi’i hal ini dilakukan tanpa menyakiti orang lain apabila suasana tidak sedang berdesakan.

Apabila tidak dapat mengusap dengan tangan, boleh menggunakan tongkat dan sejenisnya sambil menghadap ke arahnya. Jika tidak bisa melakukannya, boleh mengacungkan tangan atau tongkat tanpa bersuara.

Dalil anjuran untuk mengusap Hajar Aswad dengan tangan tanpa menyakiti orang lain bersandar pada hadits berikut,

أَن النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: يَاعُمَرُ إِنَّكَ رَجُلٌ قَوِيٌّ لا تُزَاحِمْ عَلَى الْحَجَرِ فَتُؤْذِي الضَّعِيْفَ إِنْ وَجَدْتَ خَلْوَةً وَإِلا فَهَلَلْ وَكَبَرْ

Artinya: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, ‘Hai Umar, engkau seorang pria yang kuat. Jangan berdesakan untuk (mendekati) Hajar Aswad sehingga engkau menyakiti orang yang lemah. Jika suasana lapang, barulah engkau mendekatinya (untuk mencium). Tetapi jika tidak cukuplah engkau bertahlil dan bertakbir.” (HR Ahmad dari Umar RA)

2. Berdoa, membaca doa saat melakukan tawaf ini tidaklah terbatas atau sama halnya dengan boleh membaca doa apa saja. Namun, yang paling afdhal adalah membaca doa yang ma’tsur yaitu mengucapkan doa berikut pada setiap awal putaran,

بشم الله والله أكبر، اللهم إيْمَانًا بك وَتَصْدِيقًا بكتابِكَ وَوَفَاء بِعَهْدِكَ، وَاتِّبَاعًالسنة نبيك محمد ﷺ

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Maha Besar. Ya Allah, aku melakukan ini karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji kepada-Mu, dan mengikuti sunnah Nabi-Mu, Muhammad SAW.”

Lalu hendaknya berdoa pula saat di depan Ka’bah dengan bacaan:

اَللّهُم إِنْ الْبَيْتَ بَيْتُكَ، وَالْحَرَمَ حَرَمُكَ، وَالأَمْنَ امْنُكَ، وَهَذَا مَقَامُ الْعَائِدِ بِكَ مِنَ النار

Artinya: “”Ya Allah, sesungguhnya Ka’bah ini adalah Ka’bah-Mu, tanah haram ini adalah tanah haram-Mu, keamanan ini adalah keamanan-Mu, dan aku ini berlindung kepada-Mu dari neraka.”

Berdoa saat berada di antara rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad dengan membaca:

اللَّهُمْ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخرة حَسَنَةٌ وَقنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: “Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.”

3. Berjalan dengan cepat namun tidak sampai berlari. Berjalan cepat ini dengan menggunakan langkah yang pendek-pendek tanpa berlari dan melompat. Kesunnahan berjalan cepat ini adalah jika seorang berihram haji atau umrah dari miqat, yaitu dia seorang afaqi (orang yang tinggal di luar Makkah).

Selanjutnya pada putaran-putaran berikutnya dalam tawaf dapat dilakukan dengan berjalan biasa. Dalilnya adalah riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا طَافَ بِالْبَيْتِ الطَّوَافَ الْأَوَّلَ حَبِّ ثَلَاثًا وَمَشَى أَرْبَعًا

Artinya: “Apabila mengerjakan tawaf pertama di Ka’bah, Rasulullah SAW. biasanya ber- jalan cepat pada tiga putaran pertama, lalu berjalan biasa pada empat putaran berikutnya.”

Simak Video “Kesiapan Bandara Kertajati Jadi Embarkasi Haji 2023
[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)

source

About the author

Ade Munaa

Worked as an IT engineer in several companies and became a freelance software developer. More than 20 years of experience creating and managing sites in various software languages.

Add comment

By Ade Munaa

Komentar Terbaru

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.